Jakarta, 28 Mei 2024 – Klinik Utama SMC dengan bangga mengumumkan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Daewoong Biologics Indonesia, produsen Stem Cell terkemuka asal Korea Selatan yang laboratoriumnya telah memperoleh sertifikasi Laboratorium Pengolahan Sel Punca dari Kementerian Kesehatan Indonesia. Penandatanganan perjanjian ini bertepatan dengan peringatan Hari Lansia Nasional dan peluncuran seminar edukasi awam terkait stem cell.
Perjanjian ini menjadikan Klinik Utama SMC sebagai klinik pertama di Indonesia yang menggunakan Stem Cell teknologi Korea yang di produksi di Indonesia untuk penelitian berbasis pelayanan. Penelitian ini dilakukan bersama-sama dengan Persatuan Dokter Kedokteran Militer Indonesia (PDKMI) yang menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan, serta dengan Ketua Perkatri (Perhimpunan Keluarga Trisakti), dr. Reza A. Digambiro, Sp.PA, M.Kes, M.Ked.
Riset ini akan menambah lini riset penelitian berbasis layanan yang saat ini dilakukan di Klinik Utama SMC yaitu penggunaan Nano Stem Cell dan siAP Stem Cell yang merupakan Stem Cell Autologous dari diri sendiri.
Riset ini akan fokus pada dua aspek utama. Pertama, dari sisi mikrobiologi, penelitian akan mengkaji panjang telomere, yaitu penanda usia sel dan kemampuan sel untuk membelah diri, yang biasanya memendek seiring dengan bertambahnya usia. Kedua, dari sisi regenerasi jaringan, yang merupakan keahlian dr. Reza A. Digambiro, Sp.PA, M.Kes, M.Ked, penelitian ini akan mengeksplorasi potensi stem cell dalam memperbaiki dan meregenerasi jaringan tubuh.
Klinik Utama SMC menerapkan peraturan ketat untuk menentukan siapa saja yang dapat ikut serta dalam program penelitian berbasis pelayanan Stem Cell ini. Hanya pasien yang memenuhi kriteria tertentu yang akan diizinkan berpartisipasi, memastikan bahwa penelitian ini dilakukan dengan standar etika dan ilmiah tertinggi.
Salah satu dokter spesialis syaraf di Klinik Utama SMC yang juga menjabat sebagai ketua Yastroki (Yayasan Stroke Indonesia), Mayjen TNI (Purn). Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.N., MARS., M.H, menceritakan potensi penggunaan Stem Cell dalam Neuro-Reconstruction dan Neuro-Rehabilitation. “Kami sangat antusias dengan kerja sama ini karena ini merupakan tonggak penting dalam pengobatan modern di Indonesia. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya dalam bidang regenerasi sel dan pengobatan bagi masyarakat lansia,” komentarnya.
Dalam rangka memperingati Hari Lansia Nasional, Klinik Utama SMC juga mengadakan seminar edukasi awam yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat dan potensi stem cell dalam pengobatan modern. Seminar ini akan menghadirkan berbagai pakar di bidang kedokteran dan bioteknologi, serta testimoni dari pasien yang telah merasakan manfaat dari terapi stem cell.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya membawa manfaat bagi para pasien, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pengembangan riset dan inovasi di bidang kesehatan di Indonesia. Dengan dukungan dari Daewoong Biologics Indonesia dan para ahli lokal, Klinik Utama SMC berkomitmen untuk terus memajukan pengobatan modern demi generasi uggul Bangsa Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Humas Klinik Utama SMC
Tel: (021) 66600000
Email: info@smclinic.co.id
Tentang Klinik Utama SMC:
Klinik Utama SMC adalah fasilitas kesehatan terkemuka di Indonesia yang menyediakan berbagai layanan medis komprehensif dengan fokus pada inovasi dan kualitas pelayanan. Klinik ini terus berupaya untuk menghadirkan teknologi dan metode pengobatan terbaru bagi masyarakat Indonesia.
Tentang Daewoong Biologics Indonesia:
Daewoong Biologics Indonesia adalah anak perusahaan dari Daewoong Pharmaceutical, perusahaan bioteknologi asal Korea Selatan yang berfokus pada pengembangan dan produksi produk-produk berbasis biologi, termasuk stem cell. Dengan laboratorium yang telah disertifikasi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, Daewoong Biologics Indonesia berkomitmen untuk menghadirkan produk berkualitas tinggi dan aman bagi pasien di Indonesia.
Comments